Sekadau
SDM Rendah, Sekadau Butuh Perubahan
SEKADAU, BRP - Tahun 2017 tinggal menghitung hari menjelang pergantian tahun baru, berbagai kejadian dan perubahan pun telah dirasakan masyarakat selama setahun terakhir. Baik positif maupun negatif dan yang diharapkan maupun yang tak sesuai harapan.
Berbagai Program Pembangunan pun terus digalakkan oleh pemerintah untuk memenuhi taraf kesejahteraan masyarakat melalui program jitu_nya. Memang tak bisa dipungkiri, meski belum sepenuhnya sesuai harapan masyarakat akan pemenuhan tersebut, beberapa pembangunan yang perlahan mulai menyentuh hingga pelosok wilayah dengan segala keterbatasan yang ada.
Infrastruktur yang dulunya hancur, sekarang berangsur mulai ada perhatian dan diperbaiki. Jembatan yang rusak dan bermaterialkan kayu lokal, sekarang mulai diperbaiki dan diganti dengan bangunan permanen bermaterialkan beton. Namun tak dipungkiri juga, dengan kian maraknya item proyek dalam program pemerintah tersebut seakan menciptakan ruang ambique dalam perebutan tender dan bahkan cukup banyak pula proyek yang dikerjakan asal jadi dan tak pernah memperhatikan kualitas dan kelayakannya.
Begitu juga dengan pembangunan sumber daya manusia ( SDM ), melalui program satu dusun satu sarjana, pemerintah pun terus berupaya meningkatkan pengajuan anggaran dan kuota penerima. Kendati sudah berupaya menciptakan berbagai terobosan, tak bisa dipungkiri kalau sekadau masih perlu berbenah diri karena sebaik apapun programnya apabila oknum didalamnya masih itu-itu saja, niscaya lam'mu'alam akan berjalan sukses.
Bukan berarti saling memojokan, tetapi kita mesti mengakui minimnya tingkat kesadaran para oknum dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing bagian dari rendahnya tingkat keberhasilan pemerintah dalam penerapan aturan yang ada. Sekadau yang selama ini dikenal wilayah hukum yang paling aman, damai dan tenteram juga menyimpan sejumlah misteri. Bagaimana tidak, sejumlah kasus yang telah ditangani aparat berwajib pun masih banyak yang seakan raib bagai ditelan bumi dan tak tahu arah rimbanya.
Seperti kasus gedor-gedor pintu yang sempat viral dan menghebohkan beberapa kabupaten dikalimantan barat, meski sekarang sudah berlalu tapi tak jelas siapa dan apa modus dibalik semua itu. Begitu juga dengan kasus besar lainnya, seperti kita semua ketahui selama tahun 2017 kabupaten sekadau dirundung kabar duka tentang kasus pembunuhan, penemuan mayat, pencurian, kenakalan remaja, pemerkosaan, pelecehan seksual, narkoba dan bahkan juga perampokan yang tak kunjung ada bentuk nyata pengungkapannya.
Lain lagi dengan kasus perjudian, seakan mereka semua mendapat kebebasan dalam menjalankan aksinya dengan teknologi modern sesuai perkembangan jaman. Dan uniknya, ada juga sekelas kepala desa yang mengaku tak tahu sama sekali praktek perjudian kolok-kolok yang diselubungi dengan sebuah event turnamen sepak bola diwilayahnya dengan dalih sekedar hiburan rakyat setempat.
Inilah citra buruknya seorang pemimpin yang hanya bisa ongkang kaki dan tak mau tahu situasi sekitar. Judi kupon lotre ( Togel ) pun seakan bebas bagai penguasa yang tak pernah terjamah aparat, padahal melanggar hukum. Mungkinkah ada permainan makhluk halus wajib setor yang terjadi ???.
Dengan berbagai referensi tersebut, mungkinkah semua program pemerintah akan terwujud bila oknum didalamnya saling memainkan peran demi mencari keuntungan.
Redaksi Betang Raya Post
Robiantinus Hermanto
Via
Sekadau
Posting Komentar